Dalam rangka satu tahun Pascasarjana Al-Qolam Malang sejak terbitnya SK Ijin Operasional dari Kemenag pada tanggal 23 Desember 2019, hari ini Pascasarjana menyelenggarakan Seminar Internasional dan Bedah Buku yang mengangkat tema Pengabdian Transformatif Indonesia-Malaysia dan Asal-usul Al-Qur’an perspektif Aswaja.
Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana menyatakan bahwa acara seminar ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi Visi dan Misi Pascasarjana Al-Qolam Malang, yaitu dengan membedah Buku rujukan Visi Kampus yang ditulis oleh Rektor Al-Qolam Dr. KH. Muhammad Adib. “Harapan kami, acara ini dapat memberikan pemahaman luas kepada seluruh civitas akademika Pascasarjana Al-Qolam Malang mengenai Visi Almamater. Materi komparasi Pengabdian Transformatif antara kedua Negara diharapkan dapat memberikan motivasi kepada Mahasiswa untuk mengekspos proyek mereka ke publik internasional”.
Materi pertama adalah Bedah Buku bertajuk Pengabdian Transformatif berbasis Pesantren yang ditulis oleh Rektor Al-Qolam Dr. KH. Muhammad Adib. Dalam materinya Rektor menekankan bahwa Visi Besar Kampus sangat kuat relevansinya dengan jati diri, paradigma dan filosofi Al-Qolam. Rektor menyampaikan bagiamana Visi Pengabdian Transformatif berbasis Pesantren tersebut dirancang secara teoritis.
Sebagai Pembanding pada Materi pertama, Dr. Nadianatra Musa dari Unimas Malaysia memberikan materi bagaimana gambaran praktis Pengabdian Transformatif di Malaysia, khususnya Serawak. “Servis Learning, demikian kami di Serawak menyebut proyek pengabdian kepada masyarakat. Kami mengembangkan platform metodologis pada proyek pengabdian dengan research and development”.
Sementara Materi kedua, bertajuk Asal-usul Al-Qur’an perspektif Aswaja dengan bedah buku berjudul the Qur’anic Puzzle karya Direktur Pascasarjana Al-Qolam Malang Dr. KH. Abdurrahman. “Materi kasus ini sebenarnya sangat dekat kaitannya dengan materi pertama. Materi kedua ini menggambarkan dengan jelas bagaimana implementasi Visi yang berbasis Pesantren, yaitu betapa serius dan mendalam kajian keislaman Aswaja di Pascasarjana Al-Qolam Malang”.
Dr. Abdurrahman menjelaskan tawaran teorinya ini sebenarnya sudah menjadi konsensus Ulama Aswaja. “Dalam kajian asal-usul Al-Qur’an, tawaran teori saya ini sebenarnya hal yang tidak baru. Sejak abad 6 Hijriyah, secara inplisit Az-Zamkhasri pernah menggambarkannya dalam pembukaan Buku Al-Kassyaf yang lalu dijelaskan oleh At-Thayyibi dalam Futuh Al-Ghaib pada abad ke 8 Hijriyah”.
Pembanding pertama untuk Materi ini adalah Prof Dr Faisal Mahmud Adam Ibrahim dari Holy Quran University Sudan. Beliau menyampaikan dalam Bahasa Arab “Sudah banyak sekali yang disampaikan oleh Pemateri mengenai konsep Wahyu, Nuzul Al-Qur’an sampai Pembukuan Al-Qur’an. Pembahasan historis ini menjadi sangat krusial, sebab setelah Al-Qur’an tidak ada lagi Kitab samawi, setelah Nabi Muhammad tidak ada lagi Nabi”.
Pembanding kedua adalah Gus Ma’ruf Khozin Direktur Aswaja Center PWNU Jatim. “Pembahasan ini juga menjadi sangat penting, sebab ini terkait dengan Akidah Aswaja. Jangan sampai kita terjerumus pada akidah munjassimah dalam hal keyakinan mengenai Wahyu dan Kalam Allah” tegasnya.